Selamat membaca ^_^
Dari Sebuah Diary Hati
Cerpen karya Inriyani Munawar
“Tak Kan Pernah Ada” masih mengalun dari MP3-nya Andre. Mulutnya ikut
komat-kamit mengikuti irama lagunya Geisha. Hmm, kelihatannya Andre begitu
menjiwainya. Kenapa nih anak jadi termehak-mehek begini ya? Memang ada yang
lain dalam diri Andre. Setelah dua tahun persahabatannya dengan Riri berjalan. Dari kelas
6 hingga kelas 3 SMP. Susah senang dilaluinya bersama. Walau mereka jarang bertemu. Riri memang
sahabat yang baik dan manis. Mang begitu kok kenyataannya. Bukannya Andre
berlebihan dalam menilainya. Sahabat yang di saat duka selalu menghibur dan di
saat suka selalu hadir tuk berbagi tawa. Riri pernah bilang kalo semua saran
Andre selalu diturutin dan begitupun sebaliknya. Pokoknya di mana ada Andre di
situ ada Riri. Begitulah
hampir setiap ada kesempatan mereka selalu pergi bersama-sama. Gak ada pikiran
yang “aneh”. Gak ada perasaan apa-apa termasuk cinta!.
Tapi kenapa Riri sampai saat
ini belum juga punya cowok ? Padahal kalo dipikir-pikir Riri gak sulit untuk
mendapatkan cowok. Mang sih Riri adalah tipe cewek yang sulit jatuh cinta. Gak
sembarangan Riri menilai
seorang cowok. Ya memang, inilah yang membuat Andre takut. Takut perasaannya
hanya akan menjadi permainan waktu semata. Waktu yang entah sampai kapan akan
membuat Andre terombang-ambing oleh cinta. Apakah ini cinta? Ya, ini adalah
cinta. It must have been love kata Roxette. Ah, Andre terus
memendam perasaannya. Sampai-sampai suatu ketika Andre dikecam oleh perasaan
cemburu. Perasaan yang dulu gak pernah ada kini muncul. Cemburu saat Riri
menceritakan kalo dia sedang dekat dengan cowok lain. Hingga ia berpacaran dengan cowok itu. Apakah
cemburu pertanda cinta? Kata orang cemburu tidak mencerminkan rasa cinta tapi
mencerminkan kegelisahan. Aduh, Andre makin ketar-ketir aja dibuatnya. Andre
benar-benar gelisah. Lama-lama tersiksa juga batinnya. Ada keinginan yang harus
diutarakan. Tentang masalah perasaan Andre yang gak karuan tentang Riri. Cuma gak
ada keberanian. Andre takut kalo Riri membencinya. Ini gak boleh terjadi.
Kemudian akhirnya Andre berusaha untuk melupakannya tapi gak bisa, malah rasa
sayang yang semakin membara. Apakah salah kalo Andre ingin menjalin hubungan
yang lebih hangat bukan hanya sebagai seorang sahabat? Hmm, Andre harus berani.
Harus berani ambil segala resikonya.
“Riri, aku
mencintaimu” kata Andre akhirnya setelah sekian lama dipendamnya. “Aku akan
serius ma kamu dan mau menyayangimu seutuhnya”.
Ia menunggu dan terus menunggu pesan darinya. Ups, Riri membalasnya
dengan emot menangis.
Andre makin bertanya-tanya. Baru kali ini Andre melihat Riri menangis.
“Kenapa Ri? Apa kata-kata
ku nyakitin perasaan kamu?”
Riri menggeleng “gapapa”. Andre siap
mendengarkan jawaban Riri. Apapun itu
meskipun kata “tidak” sekalipun. Dan benar juga, kata tidak yang terlontar dari
mulutnya. Ya, Andre harus menerimanya. Sepeti kata Eric Segal dalam bukunya,
“Cinta berarti kamu takkan sekali saja melafalkan kata sesal”. Rasanya dada
terasa mau jebol, gerimis serasa hujan badai. Sepinya malam itu terasa lebih
sunyi seolah hanya mereka berdua saja di alam ini. Tak ada suara hewan atau
serangga yang meramaikan bumi.
“Maafin aku ya, Ndre?” balasnya lagi melalui pesan singkat. Andre terdiam. “Kamu pasti kecewa ma jawabanku, ya?
Tapi itu bukan berarti aku gak ada ‘rasa’ ma kamu. Aku hanya takut perasaan ini
hanya ilusi aja” lanjutnya lagi.
“Ri, Jika cinta
ini beban biarkan aku menghilang. Jika cinta ini kesalahan biarkan aku memohon
maaf. Jika cinta ini hutang biarkan aku melunasinya. Tapi jika cinta ini suatu
anugerah maka biarkanlah aku mencintai dan menyayangimu sampai nafas
terakhirku” Andre tetap gak yakin akan perasaannya. Andre merasa Riri akan
meninggalkannya selamanya.
“Aku gak mau kehilangan sahabat yang begitu baik” kata Riri. “Biarlah
hubungan kita tetap terjalin bebas tanpa terbatas ruang dan waktu. Lagipula
perjalanan cinta kita nantinya bakal abadi, atau malah putus di tengah jalan?
Persahabatan bisa jadi awal percintaan tapi akhir dari suatu percintaan kadang
malah menjadi permusuhan. Dan aku gak mau itu terjadi pada kita, Ndre”
“Aku rela menjadi lilin walau sinarnya redup
tapi gak habis dimakan api bisa memberi cahaya dan menerangi hatimu” kata
Andre.
“Iya, Ndre. Soalnya hati hanya dapat mencintai sekejap. Kaki cuma bisa
melangkah jauh dan lelah. Busana tak selamanya indah dalam tubuh. Tapi memiliki
sahabat sepertimu adalah keabadian yang tak mungkin kulupakan” begitu pinta
Riri disambut senyum Andre.. Tanpa beban tanpa terbatas ruang dan waktu. Hmm…
apa bisa Andre menyimpan rapat-rapat perasaannya berlama-lama ? Only time
will tell…