Identitas Buku
Penulis :
Agnes Davonar
Judul Buku :Ayah
Mengapa Aku Berbeda?
2 Chapter : Mars
Tahun :
2013
Tempat :
Jakarta
Penerbit :
PT AD Publisher
Cetakan ke :
Dua
Jumlah hlm. :
224 hlm
ISBN :
978-979-056-086-4

Resume Buku Ayah Mengapa Aku Berbeda? 2 chapter : Mars
By : Inriyani Munawar
“ Karena selalu sulit bagi
kita untuk melupakan daripada mencintai, oleh sebab itulah mengapa Tuham
menciptakan air mata, agar kita bias bertahan dan melengkapikeduanya dengan
sempurna. “
Setahun kemudian..
Hari ini, tepat usiaku 15
tahun. Tepat lulus dari sekolah menengah pertamaku. Aku memeluk beberapa
teman-teman di sekolah, kami saling mengucapkan perpisahan.
Beberapa hari kemudian..
Hari ini aku sudah mulai bersekolah, bibi yang
memperhatikan bagaimana penampilanku dengan seragam sekolah putih dan abu-abu
pertamaku. Tak lupa ia mengingatkanku untuk membawa buku kecil yang kubutuhkan
untuk bicara dengan orang-orang baru sekitarku. Ayah.. ia hanya memandangku
oenuh haru dan memberi pesan kepadaku untuk belajar sungguh-sungguh.
Saat aku hendak menginjak kelas, aku duduk di
meja kosong baris kedua di kelas. Tiba-tiba ada yang memanggilku “Angel..”
katanya. “Ya” kataku.
Aku melompat kegirangan saat tahu sosok gemuk
itu adalah Hendra sahabat kecilku. Ia telah berbeda penampilannya, sudah tak
memakai kacamata danmemiliki kumis tipis, hingga awanya aku ragu kalau ia bukan
sahabatnya.
Aku mulai berkenalan dengan beberapa anak-anak
di kelas berkat bantuan Hendra. Ada yang melihatku aneh, ada yang merasa aku
unik da nada pula yang aku rasa mencoba menghindar.
***
Pagi itu…
Aku dan Hendra sedang asyik menikmati roti
gula-gula yang Hendra bawa dari rumah.
Tiba-tiba dari arah pintu anak baru yang ibu
guru iring melangkah masuk, ia berdiri di depan kelas. Aku sepertinya mengenal
sosok itu,ya, Agnes teman sekolah ku dulu. Hendra langsung menegok terkejut
melihatnya.
Aku tau sulit bila berharap Agnes telah berubah
menjadi baik mengingat bagaimana ia harus keluar dari sekolah dulu karena
perbuatan yang ia lakukan padaku.
Agnes dengan uang dan kecantikan sangat mudah
mendapat sahabat baru. Usai istirahat sekolah ia mengahmpiriku dan Hendra di
kantin sekolah dan tiba-tiba Agnes mengancamku.
***
Kesokan harinya di sekolah…
Dengan cepat, Agnes sudah mendapat teman yang
setia padanya. Hari-hariku selanjutnya seperti penuh ancaman dan kedinginan
setiap aku didekatnya. Karena ia menjadi ketua kelas, ia menjadi-jadi terhadapku
dan Hendra. Ia menyerangku dengan hinaan dan ejekan, tapi aku hanya mencoba
bersabar.
Kelas sudah akan dimulai, Agnes menyuruhku
mengisikan spidol. Lalu aku pergilah mencari ruangan logistic, tapi aku salah
masuk, malah ke ruang ganti pria. Ketika aku membuka pintu, ada pria bernama
Martin, dia adalah pacarnya Agnes. Malu aku, lalu meminta maaf karena salah
masuk ruangan.
Sore harinya, aku bermaksud membeli buku, tapi
ketika di kasir aku lupa membawa dompet. Tiba-tiba ada laki-laki menghampiri
dan membayarkan buku yang aku beli tadi. Lalu aku berkenalan dengannya, nama
laki-laki itu Ferly, di café piano.
***
“ Semua yang terjadi dalam kehidupan adalah
karunia entah bagaimana awal dan akhirnya, kita harus bersyukur.”
aku berpakaian serapi mungkin untuk menuju café
Piano. Saat tiba di depan café. Tiba-tiba seseorang memukul pundakku perlahan
dan aku menoleh. Aku memberanikan diri mengatakan bahwa aku ingin mulai bekerja
hari ini, dan tentu saja sebagai pemain piano. Pak Tony pemilik café
menyambutku dengan hangat.
Setelah usai, Ferly menawarkan aku untuk
diantar pulang, aku gugup dan akhirnya aku mengijinkan ia. Aku disuruhnya pegang ia dengan kencang agar
tidak jatuh. Dan malam itu menjadi malam pertama aku memeluk seorang pria dalam
hidupku selain Ayah.
Hari selanjutnya..
Sepulang sekolah aku menjadi rutin untuk
melakukan pekerjaan sebagai pianis di café piano. Perlahan aku menjadi mengenal
sosok Ferly. Selain itu, aku jadi tahu latar belakangg Ferly yang memang
seorang anak mandiri. Ia mencoba mandiri bekerja menjadi pelayan untuk menunggu
sampai tiba waktunya ia bias menjadi pilot, cita-citanya. Mungkin saja karena
kesibukanku di café dan adanya Ferly dalam hidupku. Keadaan itu mengubah
segalanya.
Suatu ketika, aku dan Ferly terjebak hujan
dalam perjalanan pulang. Saat aku diam menatap hujan, ia menatapku. Aku
menyadarinya.
“Ada apa..?” “Kamu cantik..” katanya
Aku menunduk malu, saat aku terdiam tiba-tiba
ia menciumku, aku terkejut..
“Maaf..” kata Ferly
“Kenapa kamu cium aku?” tanyaku polos
“Karena aku suka sama kamu.. Maaf ya..”
Aku terdiam. Aku tak kuasa mendapatkan
kata-kata itu.
“Angel, kalau kamu marah bilang ya.. Aku hanya
ingin kamutau, aku saying sama kamu, makanya tadi aku kamu cium”
“Aku juga sayang sama kamu”
Ferly begitu bahagia mendengar kata-kata itu
dariku. Semenjak saat itu kami resmi menjadi sepasang kekasih. Ini bukan mimpi
tapi ini kenyataan, bahwa cinta telah hadir dalam hidupku.
Kini aku jadi tahu, kalau peperangan lain
antara aku dan Agnestidak hanya lagi di sekolah. Melainkan antara aku, dia, dan
Ferly. Yang nyatanya Agnes mengenal pula dengan ia. Pria yang telah masuk dalam
hatiku dan kini menjadi hal yang bias membuatku tidak akan pernah tenang setiap
harinya.
Agnes dan teman-teman silih berganti hanya
untuk melihat Ferli, dan sesekali aku melihat Agnes menggodanya. Aku hanya bias
menyimpan rasa cemburuku.
Beberapa hari kemudian…
Gaji pertamaku akhirnya aku dapatkan, aku
langsung meminta Hendra untuk mengantarku membeli kado untuk Ferly di hari
ulang tahunnya dua hari lagi. Aku membeli etalase pesawat sebagai hadiahnya.
Dua hari kemudian, aku merancang segala
persiapan untuk mengucapkan dan memberinya hadiah di hari ulang tahunnya. Tapi
ketika di sekolah, kertas ucapan dan kado untuk Ferly di bawa oleh Agnes, dan
Agnes mengancamku untuk menjauhi Ferly. Dirobeknya kertas itu di depanku. Dan
menyeret tubuhku memasuki ruangan di aula, sebuah gudang bola basket. Aku
dikurungnya. Hari ini semua rencanaku hancur karena Agnes. Aku begitu hancur.
Tidak ada yang bias aku hubungi karena tas dan ponselku berada dalam kelas.
Tetapi di sisi lain, Agnes dan temannya pergi
ke café dan membuat surprise kepada Ferly, saat itu ia menjadi ratu dalam
pesta.
Sementara itu..
Aku semakin sesak dan hampir pingsan, aku terus
memukul pintu. Dan tiba-tiba Martin datang, dan menanyakan siapa yang telah
mengurungku. Aku tak berani bicara. Lalu diantarnya aku pulang.
Pada malam itu pula, aku mengakhiri dengan
Ferly, aku beralasan karenaingin focus belajar.
Sampai hari berlanjut, aku tidak pernah lagi
bertemu dengan Ferly. Sementara dalam hari yang dekat, ia telah di terima di
sekolah pilot di Bali. Aku dengar itu dari hendra, sedih hatiku mendengar
berita itu.
***
Setelah sekian lamanya, dilahatlah ponselku,
dan didapati sms dari Ferly “Aku sedang di took bunga, membeli mawar, sebentar
lagi aku akan ke sekolahmu seusai pulang sekolah, I love you..”
Deti demi detik aku menunggu bel pulang
bordering, lalu aku cepat pergi ke grbang sekolah menunggu kedatangan Ferly.
Aku masih menunggu sejam lamanya. Tapi tak
kunjung Ferly datang juga. Beberapa saat kemudian, sosok lain muncul di
gerbang, itu pak Tony, ia mengabarkanku berita yang sangat pedih, bahwa Ferly
kecelakaan dan meninggal. Kakiku merasa lemas mendengar kata-kata meninggal
dari Pak Tony. Kami langsung bergegas ke rumah Ferly. Aku mendekat ke tempat
peristirahatan Ferly. Disanalah aku memeluknya untuk terakhir kalinya. Orang
yang aku cintai meninggal sebelum aku sempat membahagiakannya.
***
Hari selanjutnya..
Aku tidak pernah merasakan kerapuhan selain
kepergiannya Ferly. Ayah sangat mengerti keadaanku saat itu. Andai saja ayah
tahu, aku hanya tidak rela kehilangan Ferly. Tapi Ayah benar. Pada saatnya
semua orang akan kehilangan, mungkin inilah saatnya bagiku untuk menerima
kehilangan dan seharusnya aku ikhlas.
Pesan dan Moral
Dalam buku ini, kita akan mendapat pelajaran
bahwa, kita harus senantiasa bersabar menghadapi segala hinaan yang ada.
Ketegaran hidup. Dan ikhlas.
Saran
Alangkah baiknya di setiap pergantian hari,
tidak selalu “Keesokan harinya”, “Hari selanjutnya”, “Pagi harinya” agar tidak
bosan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar