Selasa, 13 Oktober 2015

Resume Buku Ayah Mengapa Aku Berbeda? 2 chapter : Mars


Identitas Buku

Penulis             : Agnes Davonar

Judul Buku      :Ayah Mengapa Aku Berbeda?

2 Chapter : Mars

Tahun              : 2013

Tempat            : Jakarta

Penerbit           : PT AD Publisher

Cetakan ke       : Dua

Jumlah hlm.     : 224 hlm

ISBN                : 978-979-056-086-4

















Resume Buku Ayah Mengapa Aku Berbeda? 2 chapter : Mars
By : Inriyani Munawar
Karena selalu sulit bagi kita untuk melupakan daripada mencintai, oleh sebab itulah mengapa Tuham menciptakan air mata, agar kita bias bertahan dan melengkapikeduanya dengan sempurna.

Setahun kemudian..

Hari ini, tepat usiaku 15 tahun. Tepat lulus dari sekolah menengah pertamaku. Aku memeluk beberapa teman-teman di sekolah, kami saling mengucapkan perpisahan.

Beberapa hari kemudian..

Hari ini aku sudah mulai bersekolah, bibi yang memperhatikan bagaimana penampilanku dengan seragam sekolah putih dan abu-abu pertamaku. Tak lupa ia mengingatkanku untuk membawa buku kecil yang kubutuhkan untuk bicara dengan orang-orang baru sekitarku. Ayah.. ia hanya memandangku oenuh haru dan memberi pesan kepadaku untuk belajar sungguh-sungguh.

Saat aku hendak menginjak kelas, aku duduk di meja kosong baris kedua di kelas. Tiba-tiba ada yang memanggilku “Angel..” katanya. “Ya” kataku.

Aku melompat kegirangan saat tahu sosok gemuk itu adalah Hendra sahabat kecilku. Ia telah berbeda penampilannya, sudah tak memakai kacamata danmemiliki kumis tipis, hingga awanya aku ragu kalau ia bukan sahabatnya.

Aku mulai berkenalan dengan beberapa anak-anak di kelas berkat bantuan Hendra. Ada yang melihatku aneh, ada yang merasa aku unik da nada pula yang aku rasa mencoba menghindar.

***

Pagi itu…

Aku dan Hendra sedang asyik menikmati roti gula-gula yang Hendra bawa dari rumah.

Tiba-tiba dari arah pintu anak baru yang ibu guru iring melangkah masuk, ia berdiri di depan kelas. Aku sepertinya mengenal sosok itu,ya, Agnes teman sekolah ku dulu. Hendra langsung menegok terkejut melihatnya.

Aku tau sulit bila berharap Agnes telah berubah menjadi baik mengingat bagaimana ia harus keluar dari sekolah dulu karena perbuatan yang ia lakukan padaku.

Agnes dengan uang dan kecantikan sangat mudah mendapat sahabat baru. Usai istirahat sekolah ia mengahmpiriku dan Hendra di kantin sekolah dan tiba-tiba Agnes mengancamku.

***

Kesokan harinya di sekolah…

Dengan cepat, Agnes sudah mendapat teman yang setia padanya. Hari-hariku selanjutnya seperti penuh ancaman dan kedinginan setiap aku didekatnya. Karena ia menjadi ketua kelas, ia menjadi-jadi terhadapku dan Hendra. Ia menyerangku dengan hinaan dan ejekan, tapi aku hanya mencoba bersabar.

Kelas sudah akan dimulai, Agnes menyuruhku mengisikan spidol. Lalu aku pergilah mencari ruangan logistic, tapi aku salah masuk, malah ke ruang ganti pria. Ketika aku membuka pintu, ada pria bernama Martin, dia adalah pacarnya Agnes. Malu aku, lalu meminta maaf karena salah masuk ruangan.

Sore harinya, aku bermaksud membeli buku, tapi ketika di kasir aku lupa membawa dompet. Tiba-tiba ada laki-laki menghampiri dan membayarkan buku yang aku beli tadi. Lalu aku berkenalan dengannya, nama laki-laki itu Ferly, di café piano.

***

Semua yang terjadi dalam kehidupan adalah karunia entah bagaimana awal dan akhirnya, kita harus bersyukur.”

aku berpakaian serapi mungkin untuk menuju café Piano. Saat tiba di depan café. Tiba-tiba seseorang memukul pundakku perlahan dan aku menoleh. Aku memberanikan diri mengatakan bahwa aku ingin mulai bekerja hari ini, dan tentu saja sebagai pemain piano. Pak Tony pemilik café menyambutku dengan hangat.

Setelah usai, Ferly menawarkan aku untuk diantar pulang, aku gugup dan akhirnya aku mengijinkan ia.  Aku disuruhnya pegang ia dengan kencang agar tidak jatuh. Dan malam itu menjadi malam pertama aku memeluk seorang pria dalam hidupku selain Ayah.

Hari selanjutnya..

Sepulang sekolah aku menjadi rutin untuk melakukan pekerjaan sebagai pianis di café piano. Perlahan aku menjadi mengenal sosok Ferly. Selain itu, aku jadi tahu latar belakangg Ferly yang memang seorang anak mandiri. Ia mencoba mandiri bekerja menjadi pelayan untuk menunggu sampai tiba waktunya ia bias menjadi pilot, cita-citanya. Mungkin saja karena kesibukanku di café dan adanya Ferly dalam hidupku. Keadaan itu mengubah segalanya.

Suatu ketika, aku dan Ferly terjebak hujan dalam perjalanan pulang. Saat aku diam menatap hujan, ia menatapku. Aku menyadarinya.

“Ada apa..?” “Kamu cantik..” katanya

Aku menunduk malu, saat aku terdiam tiba-tiba ia menciumku, aku terkejut..

“Maaf..” kata Ferly

“Kenapa kamu cium aku?” tanyaku polos

“Karena aku suka sama kamu.. Maaf ya..”

Aku terdiam. Aku tak kuasa mendapatkan kata-kata itu.

“Angel, kalau kamu marah bilang ya.. Aku hanya ingin kamutau, aku saying sama kamu, makanya tadi aku kamu cium”

“Aku juga sayang sama kamu”

Ferly begitu bahagia mendengar kata-kata itu dariku. Semenjak saat itu kami resmi menjadi sepasang kekasih. Ini bukan mimpi tapi ini kenyataan, bahwa cinta telah hadir dalam hidupku.

Kini aku jadi tahu, kalau peperangan lain antara aku dan Agnestidak hanya lagi di sekolah. Melainkan antara aku, dia, dan Ferly. Yang nyatanya Agnes mengenal pula dengan ia. Pria yang telah masuk dalam hatiku dan kini menjadi hal yang bias membuatku tidak akan pernah tenang setiap harinya.

Agnes dan teman-teman silih berganti hanya untuk melihat Ferli, dan sesekali aku melihat Agnes menggodanya. Aku hanya bias menyimpan rasa cemburuku.

Beberapa hari kemudian…

Gaji pertamaku akhirnya aku dapatkan, aku langsung meminta Hendra untuk mengantarku membeli kado untuk Ferly di hari ulang tahunnya dua hari lagi. Aku membeli etalase pesawat sebagai hadiahnya.

Dua hari kemudian, aku merancang segala persiapan untuk mengucapkan dan memberinya hadiah di hari ulang tahunnya. Tapi ketika di sekolah, kertas ucapan dan kado untuk Ferly di bawa oleh Agnes, dan Agnes mengancamku untuk menjauhi Ferly. Dirobeknya kertas itu di depanku. Dan menyeret tubuhku memasuki ruangan di aula, sebuah gudang bola basket. Aku dikurungnya. Hari ini semua rencanaku hancur karena Agnes. Aku begitu hancur. Tidak ada yang bias aku hubungi karena tas dan ponselku berada dalam kelas.

Tetapi di sisi lain, Agnes dan temannya pergi ke café dan membuat surprise kepada Ferly, saat itu ia menjadi ratu dalam pesta.

Sementara itu..

Aku semakin sesak dan hampir pingsan, aku terus memukul pintu. Dan tiba-tiba Martin datang, dan menanyakan siapa yang telah mengurungku. Aku tak berani bicara. Lalu diantarnya aku pulang.

Pada malam itu pula, aku mengakhiri dengan Ferly, aku beralasan karenaingin focus belajar.

Sampai hari berlanjut, aku tidak pernah lagi bertemu dengan Ferly. Sementara dalam hari yang dekat, ia telah di terima di sekolah pilot di Bali. Aku dengar itu dari hendra, sedih hatiku mendengar berita itu.

***

Setelah sekian lamanya, dilahatlah ponselku, dan didapati sms dari Ferly “Aku sedang di took bunga, membeli mawar, sebentar lagi aku akan ke sekolahmu seusai pulang sekolah, I love you..”

Deti demi detik aku menunggu bel pulang bordering, lalu aku cepat pergi ke grbang sekolah menunggu kedatangan Ferly.

Aku masih menunggu sejam lamanya. Tapi tak kunjung Ferly datang juga. Beberapa saat kemudian, sosok lain muncul di gerbang, itu pak Tony, ia mengabarkanku berita yang sangat pedih, bahwa Ferly kecelakaan dan meninggal. Kakiku merasa lemas mendengar kata-kata meninggal dari Pak Tony. Kami langsung bergegas ke rumah Ferly. Aku mendekat ke tempat peristirahatan Ferly. Disanalah aku memeluknya untuk terakhir kalinya. Orang yang aku cintai meninggal sebelum aku sempat membahagiakannya.

***

Hari selanjutnya..

Aku tidak pernah merasakan kerapuhan selain kepergiannya Ferly. Ayah sangat mengerti keadaanku saat itu. Andai saja ayah tahu, aku hanya tidak rela kehilangan Ferly. Tapi Ayah benar. Pada saatnya semua orang akan kehilangan, mungkin inilah saatnya bagiku untuk menerima kehilangan dan seharusnya aku ikhlas.

Pesan dan Moral

Dalam buku ini, kita akan mendapat pelajaran bahwa, kita harus senantiasa bersabar menghadapi segala hinaan yang ada. Ketegaran hidup. Dan ikhlas.

Saran

Alangkah baiknya di setiap pergantian hari, tidak selalu “Keesokan harinya”, “Hari selanjutnya”, “Pagi harinya” agar tidak bosan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger